Rabu, 05 Februari 2025

Penyakit jantung : penyebab, faktor, gejala, pencegahan

 


Apa Itu Penyakit Jantung?
Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Masalah pada jantung bisa disebabkan akibat peradangan pada pembuluh darah jantung, sumbatan, infeksi, hingga kelainan bawaan. 

 Beberapa jenis penyakit jantung, antara lain:

1.) Penyakit jantung koroner, merupakan suatu penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah di jantung.
2.) Penyakit jantung bawaan, merupakan suatu masalah jantung yang ditemukan sejak bayi, yang paling umum ditemukan adalah kebocoran katup jantung.
3.) Infeksi jantung (endokarditis), merupakan suatu infeksi pada lapisan dalam jantung.
4.) Gagal jantung, merupakan suatu kegagalan otot jantung untuk memompakan darah secara memadai ke seluruh tubuh.
5.) Aritmia, merupakan suatu gangguan irama jantung yang menyebabkan denyut jantung tidak normal.


Penyebab Penyakit Jantung
Penyebab dan faktor risiko dari penyakit jantung tergantung pada jenis gangguan yang diidap, antara lain:

1.) Penyakit jantung koroner, disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah di jantung. 
2.) Penyakit jantung bawaan, hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti penyebabnya. Beberapa faktor risikonya, antara lain ibu terinfeksi rubella saat hamil, ibu mengonsumsi obat tertentu saat hamil, atau adanya kelainan gen.
3.) Infeksi jantung (endokarditis), umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri. Bakteri yang paling umum ditemui sebagai penyebabnya adalah infeksi bakteri Streptococcus beta hemolyticus grup A.
4.) Gagal jantung, umumnya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, infeksi, atau adanya kelainan katup jantung.
5.) Aritmia, umumnya disebabkan oleh kelainan bawaan, adanya otot jantung yang mati karena penyakit jantung koroner, konsumsi alkohol atau kafein yang berlebihan, stres, atau efek samping obat tertentu.

Faktor Risiko Penyakit Jantung
Ada beberapa faktor yang dapat memperbesar terjadinya risiko penyakit jantung, berikut di antaranya: 

1. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Hipertensi dapat memberikan tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah yang dapat merusak arteri dan menyebabkan penumpukan plak. Hal ini kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan gagal jantung. 

2. Kolesterol tinggi
Kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, menghalangi aliran darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung. Namun, kadar kolesterol baik (HDL) membantu mengurangi risiko penyakit jantung. 

3. Merokok
Merokok dapat menyebabkan dinding pembuluh darah rusak, meningkatkan pembekuan darah, dan menurunkan kadar oksigen dalam darah yang dapat menyebabkan masalah jantung. 

4. Diabetes
Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Diabetes tipe dua seringkali berhubungan dengan obesitas, yang juga menjadi faktor risiko utama penyakit jantung. 

5. Kelebihan berat badan dan obesitas
Obesitas meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi yang berkontribusi pada peningkatan risiko jantung. 

6. Kurang aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan berat badan, hipertensi, dan kolesterol tinggi dan sangat memberikan risiko kesehatan jantung. 

7. Riwayat keluarga
Jika ada anggota keluarga yang memiliki penyakit jantung, risiko seseorang untuk mengalami kondisi serupa akan meningkat. Faktor genetik bisa mempengaruhi cara tubuh mengatur kolesterol, tekanan darah, dan metabolisme gula. 


Gejala Penyakit Jantung
Beberapa gejala penyakit jantung, antara lain:

- Penyakit jantung koroner, gejala utamanya adalah nyeri dada, yang dapat disertai dengan sesak napas, nyeri yang menjalar ke lengan kiri, atau ke rahang dan punggung.
- Penyakit jantung bawaan, gejalanya dapat berupa sesak dan terlihat membiru saat menangis atau menyusu, bengkak di sekitar mata dan di tungkai, serta berat badan tidak bertambah.
- Infeksi jantung (endokarditis), gejalanya berupa demam, denyut jantung tidak teratur, sesak napas, bengkak di perut atau tungkai, serta batuk-batuk.
- Gagal jantung, gejalanya berupa sesak napas yang makin berat saat beraktivitas, sesak napas yang makin berat saat berbaring, tungkai bengkak, dan perut membesar.
- Aritmia, gejala yang dapat timbul berupa jantung berdebar-debar, rasa tidak nyaman di dada, sesak napas, sensasi melayang, bahkan hingga pingsan.


Diagnosis Penyakit Jantung
Dokter akan mendiagnosis penyakit jantung diawali dengan wawancara medis lengkap, yang diikuti dengan pemeriksaan fisik yang menyeluruh. Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa tes penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis. 

Beberapa pemeriksaan penunjang tersebut, antara lain:

1. Elektrokardiogram (EKG)
Adalah pemeriksaan untuk melihat aliran listrik dan irama jantung. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasang beberapa sadapan (berbentuk seperti penjepit) ke tubuh pasien. EKG merupakan pemeriksaan yang paling umum dilakukan pada mereka yang diduga mengalami gangguan jantung.

2. Ekokardiografi
Merupakan pemeriksaan untuk melihat bagian dalam jantung, fungsi pompa jantung, dan fungsi katup jantung. Pemeriksaan ini terutama dilakukan pada mereka yang diduga mengalami gagal jantung, penyakit jantung bawaan, dan kelainan katup jantung.

3. Treadmill test 
Pemeriksaan irama jantung yang dilakukan sembari pasien melakukan aktivitas fisik (treadmill). Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit jantung koroner.

4. Angiografi
Pemeriksaan jantung yang dilakukan dengan cara memasukkan suatu alat yang berfungsi sebagai kamera ke dalam pembuluh darah jantung. Tujuannya untuk melihat ada tidaknya sumbatan di dalam pembuluh darah jantung.

Pengobatan Penyakit Jantung
Pengobatan penyakit jantung dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi jantung yang dialami pasien. Berikut adalah beberapa metode pengobatan utama untuk penyakit jantung: 

1. Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup ini dapat membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah. Pasien penyakit jantung dianjurkan untuk menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan mengelola stres dengan baik.

2. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati penyakit jantung, antara lain: 
Obat penurun kolesterol (statin): Untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Obat antihipertensi: Untuk mengontrol tekanan darah tinggi.
Antikoagulan: Untuk mencegah pembekuan darah, yang dapat mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.
Obat untuk mengelola diabetes: Bagi pasien yang juga menderita diabetes tipe 2.
3. Prosedur medis
Beberapa prosedur medis mungkin diperlukan untuk mengatasi penyakit jantung yang lebih serius, termasuk:
Angioplasti: Prosedur untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat dengan menggunakan balon kecil yang diletakkan di dalam arteri.
Pemasangan stent: Stent adalah tabung kecil yang dipasang untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka setelah angioplasti.
Pembedahan bypass jantung: Ini dilakukan untuk mengalihkan aliran darah dari pembuluh darah yang tersumbat dengan menggunakan pembuluh darah lain dari bagian tubuh yang berbeda.
4. Pemasangan alat medis
Pacemaker: Digunakan untuk mengatur detak jantung yang tidak teratur (aritmia).
Defibrillator jantung: Alat ini digunakan untuk mencegah serangan jantung, dengan memberikan kejutan listrik pada jantung yang berdetak tidak normal. 
5. Transplantasi Jantung
Pada kasus penyakit jantung yang sangat parah atau gagal jantung, transplantasi jantung dapat dilakukan. Ini melibatkan penggantian jantung yang rusak dengan jantung dari donor yang sehat.


Pencegahan Penyakit Jantung
Pada penyakit jantung bawaan, upaya pencegahan yang efektif belum ditemukan hingga saat ini. Namun, pada penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan aritmia, ada beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan, antara lain:

1. Menjaga pola makan sehat
Konsumsi makanan kaya akan serat, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian sangat penting untuk kesehatan jantung. Kurangi juga makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.

2. Rutin berolahraga
Berolahraga secara teratur harus menjadi bagian dalam pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit jantung. Contohnya berjalan kaki, berlari, atau berenang. Rutin berolahraga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi darah. 

3. Hindari merokok
Zat-zat kimia dalam rokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat. Penelitian telah membuktikan bahwa berhenti merokok dapat meningkatkan kesehatan jantung secara signifikan. 

4. Mengelola stres
Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi kesehatan jantung. Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi stres dan menjaga kesehatan mental. 

5. Memeriksa kesehatan secara rutin
Pemeriksaan rutin untuk memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah sangat penting. Deteksi dini ini merupakan upaya pencegahan terhadap komplikasi lebih lanjut. 









Sumber :
https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-jantung?srsltid=AfmBOopwDeOuIDr3RAFxnxxNhphJ2sUjWzyAA2ex4dZNUczjGJpZ7cwv


5 Dampak kurang tidur





Tidur adalah salah satu kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi. Saat tidur, tubuh Anda akan memulihkan diri dan mengisi kembali energi yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Melihat hal tersebut, maka setiap individu sangat perlu untuk bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik dan waktu tidur yang tepat.

Namun demikian, sayangnya masih banyak orang yang menganggap itu bukan hal yang penting dan mengabaikan kebutuhan tidur mereka, baik secara sengaja maupun akibat gangguan tidur yang mereka alami, sehingga menyebabkan mereka mengalami kurang tidur.


Dampak Kurang Tidur

Selain dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, kurang tidur juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Berikut adalah beberapa ancaman akibat kurang tidur yang perlu diketahui, diantaranya adalah:

1. Memperburuk Kondisi Kesehatan Tubuh

2. Kulit Terlihat Lebih Tua

3. Sering lupa

4. Munculnya obesitas

5. Hilangnya konsentrasai saat belajar

Melihat berbagai dampak kurang tidur diatas, penting bagi kita untuk kembali memperbaiki waktu dan kualitas tidur, agar tubuh bisa beristirahat dengan baik sehingga membuat kita lebih siap untuk menjalani hari.

Apabila mengalami masalah gangguan tidur, diharapkan agar bisa segera menghubungi tenaga kesehatan untuk melakukan konsultasi dan mendapatkan penanganan secara cepat dan sesuai dengan permasalahan tidur yang dialami.

Tetap imbangi kebutuhan tidur dengan perilaku hidup sehat lainnya, seperti makan-makanan yang bergizi dan rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, untuk membuat tubuh lebih sehat dan bugar.


Infeksi Telinga

Infeksi telinga adalah infeksi akibat bakteri, virus, atau jamur, yang bisa terjadi di saluran telinga luar (otitis eksterna) maupun telinga tengah (otitis media). Infeksi telinga dapat menimbulkan gejala berupa sakit di telinga, telinga berair, hingga gangguan pendengaran.


Secara umum, telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah merupakan bagian telinga yang paling sering mengalami infeksi. Infeksi telinga bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya secara pasti sehingga bisa diberikan penanganan yang sesuai.


Penyebab Infeksi Telinga

Berdasarkan bagian telinga yang terdampak, infeksi telinga terbagi dalam dua jenis, yaitu:

1. Otitis eksterna

Otitis eksterna adalah infeksi telinga bagian luar, yaitu saluran antara lubang telinga dan gendang telinga.

Infeksi ini bisa terjadi ketika liang telinga lembap akibat air atau keringat yang masuk ke telinga. Otitis eksterna juga lebih mudah terjadi ketika liang telinga tergores akibat kebiasaan membersihkan telinga dengan jari atau cotton bud, iritasi atau alergi, atau penyakit kulit, seperti psoriasis maupun dermatitis seboroik.

Bakteri yang sering menyebabkan otitis eksterna adalah Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Selain bakteri, jamur Aspergillus atau Candida juga bisa menyebabkan otitis eksterna (otomikosis).

2. Otitis media

Otitis media terjadi pada saluran telinga bagian tengah, yaitu di balik gendang telinga. Otitis media paling sering terjadi pada anak usia 2 tahun ke bawah dan pada bayi yang menyusu dari botol dalam posisi berbaring. Anak dengan bibir sumbing atau sindrom Down lebih rentan terkena penyakit ini.

Sedangkan pada orang dewasa, otitis media lebih sering terjadi pada penderita diabetes atau HIV/AIDS.

Infeksi telinga tengah ini disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri pada telinga tengah, yang biasanya terjadi ketika batuk pilek. Otitis media terjadi ketika saluran yang menghubungkan telinga dengan hidung (tuba eustachius) tersumbat atau membengkak.

Selain itu, infeksi telinga dalam juga bisa terjadi. Namun kejadiannya lebih jarang dan biasanya terjadi akibat penyebaran dari infeksi telinga tengah.


Gejala Infeksi Telinga

Gejala infeksi telinga sangat beragam, tergantung pada bagian telinga yang terkena. Keluhan pada infeksi telinga yang disebabkan oleh otitis eksterna antara lain:

• Kemerahan dan gatal di daun telinga atau liang telinga

• Nyeri saat daun telinga ditarik atau tonjolan di depan lubang (tragus) telinga ditekan

• Keluar cairan bening atau nanah dari liang telinga

• Telinga terasa penuh akibat penumpukan cairan atau pembengkakan

• Gangguan pendengaran

• Pembengkakan kelenjar getah bening

• Demam

Sementara itu, gejala pada otitis media bisa timbul mendadak. Keluhan yang dapat terjadi akibat otitis media dapat berupa:

• Sakit pada telinga

• Keluar cairan berbau dari telinga

• Vertigo

• Telinga berdenging (tinnitus)

• Sulit mendengar

• Sakit kepala

• Demam, yang bisa disertai mual dan muntah

Pada bayi dan anak-anak, tanda dan gejala yang muncul akibat otitis media antara lain:

• Sering menarik atau menggaruk daun telinga

• Rewel atau menangis lebih sering daripada biasanya

• Susah tidur

• Demam, batuk, pilek, dan hidung tersumbat

• Respons terhadap suara berkurang

• Hilang keseimbangan

• Kurang nafsu makan disertai mual atau muntah


Kapan harus ke dokter

Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala otitis eksterna. Penanganan perlu segera dilakukan jika muncul demam tinggi dan nyeri parah yang menjalar ke kepala atau leher.

Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan apabila mengalami gejala otitis media, terutama jika gejala terjadi pada bayi atau anak dan disertai dengan kondisi berikut:

- Gejala otitis media tidak membaik setelah 2 hari atau malah memburuk

- Demam dengan suhu lebih dari 39oC

- Nyeri yang muncul tidak tertahankan

- Gejala terjadi secara berkepanjangan atau berulang selama beberapa bulan, yang bisa menandakan otitis media kronis

- Terdapat kondisi medis lain, seperti cystic fibrosis atau penyakit jantung bawaan


Diagnosis Infeksi Telinga

Untuk mendiagnosis infeksi telinga, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala dan riwayat penyakit pasien, serta kebiasaan pasien yang berisiko menyebabkan infeksi telinga. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan pada telinga, hidung, dan tenggorokan.

Selanjutnya, dokter akan memeriksa lubang telinga dan gendang telinga dengan otoskop, yaitu alat khusus berupa teropong yang dilengkapi lampu dan kaca pembesar di ujungnya.

Umumnya, dokter bisa langsung menegakkan diagnosis infeksi telinga melalui pemeriksaan THT dan pemeriksaan otoskop.

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat disarankan dokter untuk lebih memastikan diagnosis infeksi telinga meliputi:

1. Timpanosentesis, yaitu pengambilan sampel cairan telinga untuk mendeteksi kuman penyebab infeksi.

2. Timpanometri, untuk mendeteksi pembengkakan di gendang telinga yang sering terjadi pada penderita infeksi telinga.

3. Reflektor akustik, untuk mengukur seberapa banyak suara yang dipantulkan kembali oleh gendang telinga sehingga banyaknya cairan di dalam telinga dapat diketahui.

4. Tes pendengaran, terutama pada otitis media kronis.

5. CT scan kepala, untuk memeriksa apakah infeksi menyebar hingga telinga bagian dalam.


Pengobatan Infeksi Telinga

Pada infeksi telinga luar, dokter akan membersihkan liang telinga dengan alat dan cairan khusus. Selanjutnya, dokter akan meresepkan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid jika penyebabnya adalah bakteri, atau obat antijamur tetes telinga jika penyebabnya adalah jamur.

Dokter juga akan memberikan obat pereda nyeri untuk diminum, seperti paracetamol atau ibuprofen. Selama pengobatan, pasien disarankan untuk mencegah masuknya air ke dalam telinga.

Sementara itu, infeksi telinga tengah bisa pulih dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu tanpa pengobatan khusus. Selama waktu tersebut, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri dan memantau kondisi pasien.

Pada anak-anak dengan otitis media usia 6 bulan hingga 2 tahun, pengawasan ketat selama 2 hari perlu dilakukan jika nyeri bersifat ringan dan demam kurang dari 39oC. Selama pemantauan, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri berbentuk sirup.

Antibiotik minum akan diberikan langsung oleh dokter pada bayi usia kurang dari 6 bulan yang menderita infeksi telinga tengah. Dokter juga akan memberikan antibiotik minum kepada anak yang menderita otitis media dengan kondisi berikut:

• Gejala tidak membaik setelah 48 jam pengawasan

• Nyeri parah

• Demam dengan suhu 39oC atau lebih

Sementara itu, antibiotik tetes telinga disarankan oleh dokter untuk penderita infeksi telinga tengah yang kronis atau sering kambuh.


Komplikasi Infeksi Telinga

Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi telinga dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti:

1. Gendang telinga robek

2. Penyebaran infeksi ke jaringan di sekitar liang telinga (selulitis), tulang belakang telinga (mastoiditis) atau selaput otak (meningitis)

3. Pertumbuhan dan perkembangan bicara anak terhambat

4. Tuli sementara atau permanen


Pencegahan Infeksi Telinga

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi telinga adalah:

1. Memiringkan kepala bila air masuk ke dalam telinga setelah berenang atau mandi, agar air keluar

2. Mengeringkan daun telinga dengan handuk secara perlahan setelah mandi atau berenang

3. Tidak berenang di tempat yang tidak terjaga kebersihannya, seperti danau atau sungai agar terhindar dari penyakit pada telinga

4. Menggunakan pelindung telinga saat berenang

5. Tidak membersihkan atau mengorek telinga menggunakan cotton bud, jari, pulpen, pensil, atau benda lain

6. Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir untuk menghindari kuman penyebab batuk pilek

Sementara itu, beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya infeksi telinga pada bayi dan anak-anak antara lain:

Berikan ASI eksklusif.

Jika minum susu dari botol, posisikan tubuh bayi agar sedikit lebih tegak agar susu tidak masuk ke dalam telinga.

Pastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal dari dokter.





Sumber :

https://www.alodokter.com/infeksi-telinga

Ajarkan anak untuk menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan dan menutup mulut dengan siku tangan atau tisu saat bersin.


Yuk Ketahui Cara-cara Penularan Penyakit!

 

Geng Sehat pernah mendengar istilah Communicable Disease? Communicable disease dalam terjemahan bahasa Indonesia artinya Penyakit Menular. Kata menular mengandung arti bahwa penyakit ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lain. Uniknya, setiap penyakit mempunyai cara tertentu untuk menular dari satu orang ke orang lain.

Secara garis besar, cara penularan penyakit dibagi menjadi 2 (dua) yaitu penularan secara langsung (direct contact) dan tidak langsung (indirect contact).


1. Penularan secara Langsung (Direct Contact)

Sebagian besar penyakit infeksi menular secara kontak langsung. Berikut cara-cara penularan secara kontak langsung.

1.  Melalui sentuhan kulit langsung

Penularan cara ini terjadi saat orang yang sakit bersentuhan langsung dengan orang lain. Beberapa penyakit kulit menular melalui kontak langsung seperti kudis (scabies), impetigo, kutil.

2. Melalui cairan tubuh

Kontak melalui cairan tubuh antara lain melalui darah, luka terbuka atau melalui hubungan seksual, Kebanyakan penyakit menular seksual (sexually transmitted disease) seperti Human Papiloma Virus (HPV), herpes, sifilis, HIV/AIDS menular melalui cara ini. Penyakit infeksi lainnya seperti Hepatitis dapat menular melalui cara ini.

3. Melalui ibu ke bayi

Seorang ibu yang pada saat hamil mengalami infeksi berisiko menularkan ke janinnya. Penularan terjadi melalui plasenta. Namun beberapa penyakit menular seksual dapat menular melalui persalinan. Sebagai contoh, gonore ditularkan dari ibu ke bayi pada saat proses persalinan.

4. Melaui percikan (droplet)

Percikan (droplet) yang dikeluarkan oleh seseorang yang sakit saat dia batuk, bersin atau berbicara jarak dekat dapat menularkan ke orang sekitarnya. Contoh penyakit yang ditularkan melalui cara ini antara lain COVID-19, Tuberculosis (TBC), difteri dan infeksi saluran nafas umumnya.

5. Kontak dari hewan ke manusia

Penularan langsung dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau sentuhan dengan air seni atau kotoran hewan yang terinfeksi. . Contoh penyakit yang menular melalui hewan adalah toksoplasmosis, leptospirosis, pes dan rabies.


2. Penularan secara Tidak Langsung (Indirect Contact)

Penularan penyakit cara ini terjadi melalui perantara udara, benda hidup maupun benda mati. Cara penularan secara tidak langsung antara lain :

1. Melalui udara (airbone)

Beberapa agen penyebab infeksi seperti virus, bakteri dan jamur bisa melayang di udara dan bertahan dalam waktu yang lama. Penyakit seperti cacar, campak bisa menular melalui cara ini.

2. Melalui benda yang terkontaminasi

Kuman bisa bertahan hidup di permukaan benda seperti gagang pintu, pegangan tangan bahkan di handphone. Penularan terjadi ketika seseorang menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman tersebut. Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa ditularkan melalui penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, pisau cukur, secara bergantian dengan orang lain. Contoh penyakit yang dapat ditularkan dengan cara ini adalah COVID-19, penyakit kulit akibat jamur seperti panu, kadas, kurap.

3. Melalui makanan yang terkontaminasi

Penularan penyakit juga dapat terjadi melalui makanan yang terkontaminasi seperti mengkonsumsi daging setengah matang atau makanan kaleng yang terkontaminasi. Anthrax, flu babi, botulism adalah jenis penyakit yang ditularkan melalui cara ini.

4. Melalui gigitan serangga

Beberapa penyakit juga dapat ditularkan melalui serangga, terutama yang mengisap darah, seperti nyamuk, kutu, dan caplak. Penyakit ditularkan saat serangga ini menggigit manusia. Malaria, demam berdarah, chikungunya, filariasis (kaki gajah), Lyme disease adalah contoh penyakit yang ditularkan lewat cara ini.

5. Melalui lingkungan

Penularan penyakit juga dapat terjadi melalui lingkungan (air, tanah, tumbuhan) yang mengandung mikroorganisme penyebab infeksi. Sebagai contoh Legionnaires disease yang disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui unit Air Conditioner (AC).








Sumber :

https://amp.guesehat.com/yuk-ketahui-cara-cara-penularan-penyakit

Pentingnya Menjaga Pola Hidup Sehat: Kunci untuk Kesehatan Optimal

 


Pola hidup sehat telah lama diakui sebagai pondasi utama dalam menjaga kesehatan fisik dan mental seseorang. Konsep ini meliputi kebiasaan sehari-hari seperti makan seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, mengelola stres, dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol berlebihan. Di tengah gaya hidup modern yang sering kali menyediakan kemudahan namun juga menawarkan godaan yang tidak sehat, penting bagi individu untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hidup sehat untuk menjaga kualitas hidup yang optimal.


Manfaat Pola Hidup Sehat

Menjaga pola hidup sehat memberikan banyak manfaat yang signifikan bagi tubuh dan pikiran seseorang. Secara umum, pola hidup sehat dapat membantu dalam:

1. Mempertahankan Berat Badan Ideal : Menerapkan pola makan seimbang dan aktivitas fisik teratur membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi risiko obesitas, dan penyakit terkait seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

2. Meningkatkan Kesehatan Jantung : Aktivitas fisik yang cukup, seperti berjalan kaki, jogging, atau bersepeda, dapat memperkuat jantung dan meningkatkan sirkulasi darah, serta menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

3. Meningkatkan Kesehatan Mental : Olahraga teratur telah terbukti mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Ini juga dapat meningkatkan mood secara keseluruhan dan meningkatkan kualitas tidur.

4. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh : Nutrisi yang baik dan gaya hidup aktif dapat membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit, serta mempercepat proses pemulihan.

5. Mengurangi Risiko Penyakit Kronis : Pola makan yang sehat, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak, dapat mengurangi risiko pengembangan penyakit kronis seperti kanker.

6. Memperpanjang Harapan Hidup : Penelitian menunjukkan bahwa mengadopsi gaya hidup sehat dapat memperpanjang harapan hidup seseorang dan meningkatkan kualitas hidup di usia tua.


Kebiasaan Sehari-hari untuk Pola Hidup Sehat


Pola hidup sehat tidak hanya tentang melakukan aktivitas fisik atau makan makanan sehat, tetapi juga melibatkan kebiasaan sehari-hari yang mendukung kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dapat membantu memelihara pola hidup sehat:

1. Pola Makan Seimbang : Memilih makanan yang kaya akan nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. Hindari makanan olahan dan makanan tinggi gula dan lemak trans.

2. Olahraga Teratur : Menyisihkan waktu untuk aktivitas fisik seperti berjalan kaki, jogging, berenang, atau latihan resistensi, minimal 30 menit sehari, lima hari seminggu.

3. Tidur yang Cukup : Mendapatkan 7-9 jam tidur berkualitas setiap malam membantu memulihkan tubuh dan otak, serta memperkuat sistem kekebalan.

4. Pengelolaan Stres : Menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau napas dalam untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

5. Hindari Kebiasaan Merokok dan Alkohol Berlebihan : Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit lainnya. Hindari atau batasi penggunaan ini untuk mendukung kesehatan jangka panjang.

6. Pemeriksaan Kesehatan Rutin : Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dengan dokter untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes.


Tantangan dalam Memelihara Pola Hidup Sehat


Meskipun manfaatnya yang jelas, banyak orang menghadapi tantangan dalam memelihara pola hidup sehat. Beberapa tantangan umum termasuk:

- Kesibukan dan Waktu : Jadwal yang padat sering membuat sulit untuk menyisihkan waktu untuk olahraga teratur atau memasak makanan sehat.

- Ketersediaan Makanan Tidak Sehat : Makanan cepat saji dan makanan olahan seringkali lebih mudah diakses daripada makanan sehat, yang dapat menggoda untuk dikonsumsi.

- Stres dan Emosi : Stres dapat mempengaruhi keputusan makanan dan motivasi untuk berolahraga, sering kali mengarah pada pilihan makanan tidak sehat atau peningkatan konsumsi alkohol.

- Kebiasaan Lama : Mengubah kebiasaan lama seperti merokok atau makan tidak sehat dapat menjadi tantangan besar bagi banyak orang.


Edukasi dan Kesadaran

Pendidikan tentang pentingnya pola hidup sehat dan kesadaran akan manfaatnya sangat penting dalam mengatasi tantangan ini. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan komunitas dapat berperan penting dalam menyediakan informasi yang akurat dan mendidik masyarakat tentang pilihan hidup sehat. Kampanye pendidikan kesehatan masyarakat, seminar, dan program intervensi dapat membantu meningkatkan kesadaran dan membawa perubahan positif dalam perilaku kesehatan.


Peran Teknologi dalam Mendukung Pola Hidup Sehat

Teknologi modern juga dapat berperan dalam mendukung pola hidup sehat. Aplikasi kesehatan dan kebugaran, perangkat pelacak aktivitas fisik, dan platform online untuk konsultasi medis atau dukungan masyarakat dapat memberikan alat tambahan untuk memotivasi dan mendukung individu dalam mencapai tujuan kesehatan mereka.


Kesimpulan

Menjaga pola hidup sehat adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga untuk kesehatan fisik dan mental seseorang. Dengan mengadopsi kebiasaan sehari-hari yang mendukung kesehatan, individu dapat mengurangi risiko penyakit kronis, meningkatkan kualitas hidup, dan memperpanjang harapan hidup mereka.






Sumber : 

https://puskesmassesela-dikes.lombokbaratkab.go.id/artikel/pentingnya-menjaga-pola-hidup-sehat-kunci-untuk-kesehatan-optimal/


Kesehatan Mental - Gejala, Penyebab, Cara Menjaga dan Menangani







Apa itu Kesehatan Mental?

Kesehatan Mental atau Mental Health adalah kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan orang untuk mengatasi tekanan hidup, yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang.


Contoh kondisi kesehatan mental meliputi gangguan mental dan disabilitas psikososial serta kondisi mental lain yang terkait dengan tekanan yang signifikan, gangguan fungsi, atau risiko melukai diri sendiri. Faktor yang memicu kondisi tersebut, yaitu pelecehan saat usia dini, stres berat dalam jangka waktu lama tanpa adanya penanganan, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.


Jenis - Jenis Kesehatan Mental

Terdapat beberapa jenis masalah/gangguan kesehatan mental, berikut merupakan 4 jenis kesehatan mental yang umum terjadi.

1. Stres

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental.

Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi. Stres bukan saja dapat mempengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

2. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.

Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.

3. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan 

biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Selain mempengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.

4. Psikosis

Psikosis adalah istilah yang merujuk ketika seseorang mengalami gangguan delusi dan halusinasi. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang kesulitan untuk membedakan kenyataan dan imajinasi. Selain itu, psikosis juga dapat membuat penderitanya berbicara tidak masuk akal serta berperilaku tidak sesuai dengan suatu kondisi yang sedang terjadi.


Apa Saja Penyebab Gangguan Kesehatan Mental?

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan mental. Namun, penyebab gangguan kesehatan mental biasanya terkait dengan faktor biologis dan psikologis, sebagaimana akan diuraikan di bawah ini 

 1. Faktor Biologis Atau Disebut Juga Gangguan Mental Organik.

 2. Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.

 3. Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus.

 4. Kelainan bawaan atau cedera pada otak.

 5. Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan.

 6. Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.

 7. Riwayat gangguan mental pada orang tua atau keluarga.

 8. Penyalahgunaan NAPZA, seperti heroin dan kokain, dalam jangka panjang.

 9. Kekurangan nutrisi

 10. Faktor Psikologis

 11. Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.

 12. Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.

 13. Kurang mampu bergaul dengan orang lain.

 14. Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.

 15. Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.


Bagaimana menangani kesehatan mental?

Ada beberapa cara penanganan/pengobatan gangguan kesehatan mental yang bisa menjadi pilihan sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pengidap, yaitu: 

> Psikoterapi

> Pemberian Obat

> Perawatan intensif di rumah sakit

> Supporting group.

> Stimulasi pada otak

> Rehabilitasi

> Perawatan mandiri


Cara Menjaga Kesehatan Mental

Selain itu, kamu juga bisa melakukan beberapa upaya untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental, antara lain:

- Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.

- Membantu orang lain dengan tulus.

- Membiasakan berpikir positif.

- Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.

- Mencari bantuan profesional jika memang kamu memerlukannya.

- Menjaga hubungan baik dengan orang lain.

- Memastikan tubuh mendapatkan cukup waktu istirahat.

Biotizen itu tadi merupakan penyebab dan jenis - jenis gejala kesehatan mental yang umum terjadi saat ini. Jadi, apabila kalian mengalami gangguan-gangguan tersebut segera lakukan penangan sesuai kondisi ya! Dan jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan mental.





Sumber : 

https://www.biofarma.co.id/id/announcement/detail/kesehatan-mental-gejala-penyebab-cara-menjaga-dan-menangani